Sudah menjadi sunnatullah bahwa kejayaan dan kemunduran suatu kaum akan dipergilirkan oleh Sang Khalik kepada ummat manusia dimuka bumi ini. Realita ummat Islam hari ini menunjukkan bahwa kita masih terpasung dalam lingkaran puing-puing kemunduran pasca runtuhnya zaman kekhalifaan Islam sejak tahun 1942. Tak bisa dipungkiri, Ummat Islam saat ini digerogoti oleh berbagai penyakit yang mematikan mulai dari Aqidah TBC (Tahayul Bid'ah dan Khurafat), merebaknya zina, riba, perjudian, berbagai macam bentuk kemaksiatan lainnya yang jika kita telusuri lebih dalam maka akan berpangkal pada satu titik yaitu jauhnya ummat ini dari Al Qur'an dan As Sunnah yang shahih yang seharusnya menjadi sumber rujukan utama bagi ummat islam dalam menjalani kehidupannya dimuka bumi.
Saudaraku Ikhwanul Muslimin...
Jika kita meneropong lebih jauh kondisi ummat kita saat ini, maka cukuplah realita yang ada membuat hati kita meringis sedih, bagaimana tidak, masalah demi masalah datang menerjang silih berganti dan seolah datang tak perhindarkan. Berbagai macam penindasan dari kaum kafir dan munafik sampai saat ini terus meneror ketentraman kita dalam semua aspek kehidupan. Baik itu dalam bentuk perang fisik (seperti yang terjadi di Irak, Afganistan, Libya, Palestina) ataupun dalam bentuk perang budaya dan pemikiran yang melahirkan produk-produk kapitalisme, liberalisme, hedonisme dan 1001 macam produk mereka lainnya yang tujuannya melemahkan dan menjauhkan ummat Islam dari sumber ajaran agamanya.
Mari coba kita arahkan pandangan melihat kondisi saudara-saudara kita di Palestina, Irak, Pattani, Moro, Rohingya, dan berbagai belahan bumi Islam lainnya, dimana mereka menjalani hitungan hari dibawah desingan peluru musuh-musuh Islam, namun, Subhanallah, mereka begitu iltizam berjuang demi Islam.
Lalu coba bandingkan dengan diri kita, para anak bangsa yang hidup di Negara yang katanya merupakan penduduk Muslim terbesar di dunia (Indonesia - pen.), apa kemudian yang telah kita korbankan demi perjuangan dan kemajuan Islam.
Apakah selama ini hak-hak Islam telah kita penuhi ? Apakah kita termasuk pemuda-pemuda yang masih peduli dengan agama dan keyakinan kita ? Ataukah justru kita hanyalah sekumpulan pecundang yang lebih senang menjadi penonton dan meneriakkan nada treble yang tak punya jadi diri, harga diri dan cita-cita. Mari kita jujur terhadap diri kita sendiri...
Semoga dengan merenungkan semua hal tersebut dapat membuat kita tersadar dan bangkit dari kelalaian kita selama ini.
Semoga Allah,Swt memberikan rahmat-Nya untuk kita semua. Amiin